Genderang perang lomba nasional 2019 Minggu lalu 15-17 Pebruari 2019 sudah ditabuh di trek balap Wonorejo Lumajang. Kali ini pembalap blok timur, Madura khususnya Sampang patut dacungi jempol. Dengan 428 peserta, keduanya mampu sampai menjadi finalis. Karena satu daerah, kedua belah pihak sepakat pembalap tidak diterbangkan dan dinobatkan sebagai juara bersama.
Seperti biasanya lomba dimulai hari Jum’at Galatama 500 meter. Di hari ini tak hanya Galatama 500 meter, juga digelar lomba piyik hasil lelangan tahun 2018 lalu. Pembalap usia muda (ring PPMBSI 2019) diikuti oleh 40 peserta plus daftar ulang. Dengan total hadiah Rp 37 juta akhirnya disabet oleh pembalap Klaten yakni Mega Tron setelah difinal mengkandaskan Idaman milik Castila Team Semarang.
Begitu juga di seri Perang Bintang (PB) tiga pembalap tak terbang karena keburu hujan turun. Tiga diantaranya, Gandiwa Sampang, Portugis Pasuruan dan Anak Bos Semarang. Begitu juga di hari Sabtu, dimana ada lomba utama junior ring 2018-2019 dengan total Rp 20 juta, pendaftaran Rp 20 ribu.
Namun lomba junior dan Galatama 800 meter tidak bisa berlanjut sampai selesai. Di lomba junior ring hanya bisa diselesaikan sampai babak ketiga, jelang babak keemapt hujan deras dan angin kencang.
Dua tenda roboh akibat terjangan angin kencang dan pembalap yang ada dibawahnya banyak yang basah. Sehingga panitia memutuskan lomba dihentikan dilanjutkan besok di utama minggu. “Tidak mungkin lomba dijalankan lagi, karena kondisi hujan lebat dan angin kencang. Begitu juga dua tenda besar tumbang dan banyak pembalap yang basah,” tutur Lalak Saputra, Kasi lomba Pengda PPMBSI Jatim kepada beritamerpati.com.
Sementara di utama minggu, lomba berjalan lancar. Pukul 10.30 wib lomba diterbangkan. Terbangan pertama tiga rekap, dilanjut gelombang kedua. Dilanjut pula terbangan daftar ulang. Sekitar pukul 12.30 wib pukul 12.15 wib babak pertama selesai dan dilanjut babak kedua selesai pukul 13.20 wib.
Menginjak babak kedua perjalanan lomba makin cepat. Ada beberapa protes dilakukan oleh peserta akhirnya harus kandas di meja protes, karena apa yang diprotes diputus oleh hakim juri tetap kalah. “Ada satu, protesnya malah menang,” tegas Snel, Hakim Juri asal Pamekasan.
Babak demi babak dijalankan. Pukul 15.55 babak 10 besar mulai dijalankan. Di babak ini, putusan juri tak ada yang protes, semua sesua hasil dilapangan. Disini, lomba kembali berjalan lancar. Dan tepat pukul 16.10 wib, babak semi final diterbangkan. Kali ini Gandiwa milik Feri Kalisari harus terbang dengan Basudewa milik H Idam Surabaya. Sedangkan Hoki Jepang, ring tekun/asen ini mendapat bye.
Setelah lepas dari tangan pelepas, kedua pembalap saling kejar dan tempel katat, sayangnya menginjak tengah lomba, kedunya mulai sedikit renggang dan saling adu kekuatan sprint. Ini terlihat sampai jelang 100 meter dari joki. Namun, lagi-lagi pembalap milik Kalisari Team Sampang ini mampu menyelesaikan dengan tepat dan hinggap ditangan dengan tepat.
Let langsung menunjuk Gandiwa sebagai pemenang dan melaju ke final dengan Hoky Jepang. Karena satu daerah, maka kedua joki pun tidak mau terbang dan memutuskan hadiah dan point dibagi bersama.
Selamat kepada Hoky Jepang (ring TEKUN/ASEN) dan Gandiwa (ring KALISARI) sebagai juara di lomba nasional pembuka tahun 2019. Semoga diputaran selanjutnya pembalap Jawa Timur tetap makin terdepan.
“Sebagai panitia lomba, juga mengucapkan banyak terima kasih kepada peserta lomba atas dukungannya, sehingga lomba tergelar sampai selesai dengan jumlah 428 peserta. Dan mohon maaf jika ada khilaf dalam perjalanan lomba selama ini,” tegas Holik kepada beritamerpati.com usai lomba.
Sekali lagi sampai jumpa di “Liga Jatim Bersatu 2019” putaran kedua 1-3 Maret 2019 di trek balap Jatigowok Jember.