Keinginan mania Jembrana Bali untuk mewujudkan jawara sejati di akhir putaran Liga Jatim Bersatu (LJB) 2019 Sesi II putaran 8 (akhir) dengan titel “JABALI CUP I 2019” di trek balap Desa Banyubiru Jembrana Bali 20-22 Desember 2019 harus tertunda.
Dua hari lomba berjalan lancar dan sukses, tinggal di utama minggu dengan 150 peserta, menginjak babak ketiga angin balik kencang. Setelah ditunggu sekitar 25 menit, kecepatan angin mulai reda. Sayangnya usai babak keempat angin kembali kencang dan tetap balik. Akhirnya, panitia berembug dan memutuskan lomba harus dihentikan .
Gelaran lomba kali pertama yang diikuti oleh mania Jawa Timur dan Bali setelah berhenti di tahun 2003, karena adanya Bom Bali I dan virus flu burung, sehingga ungas yang masuk ke Bali tidak diperbolehkan. Sekitar 16 tahun, mania andhokan Bali harus menitipkan pembalapnya di luar Bali.
“Jika mau tetap hobi andhokan doro, salah satu cara yakni harus hijrah ke daerah, misalnya yang lebih dekat yakni daerah Banyuwangi,” salah satu mania Bali kepada beritamerpati.com di trek balap.
Namun, perjalanan panjang yang membuat banyak mania andhokan Bali berhenti, misalnya Bos sepatu Bata yakni Suanlik, sampai hari ini tak muncul di dunia andhokan. Jika muncul hanya di facebook dalam foto liburan bersama keluarga.
Lewat gebrakan mania Jembrana yang dikomandani oleh H Fathul Mubin dan dijalankan oleh Ahmad Sofyan, menjadikan andhokan Bali mulai bangkit kembali. Dengan bergabungnya bersama Pengda PPMBSI Jawa Timur dan bergabung di lomba LJB’19 ini, menjadikan Penglok Jembrana mendapat satu jatah gelaran lomba LJB’19 Sesi II akhir putaran.
“Terima kasih kepada Pengda PPMBSI Jawa Timur yang telah memberikan kepercayaannya kepada Penglok PPMBSI Jembrana menggelar lomba LJB’19 Sesi II Putaran 8 (akhir). Meski sudah berupaya maksimal, namun alam berkehendak lain. Di utama minggu, menginjak babak ketiga dan lebih parahnya lagi babak kempat arah angin balik kencang. Al hasil, panitia memutuskan lomba dihentikan dan 17 pembalap berbagi tabanas dan point,” tutur Ahmad Sofyan kepada beritamerpati.com.
Dengan diputuskannya lomba dihentikan, tepat pukul 17.15 (WITA) LJB’19 Sesi II Putaran akhir selesai dan masing-masing peserta mendapat sekitar Rp 1,5 juta dan point 42,3.
Sekali lagi, sambung Ahmad Sofyan mewakili ketua Penglok PPMBSI Jembrana mengucapkan banyak terima kasih atas dukungannya kepada mania andhokan di Jatim yang tidak bisa menyebut satu persatu, sehingga lomba berjalan sukses, meski pada akhirnya harus berhenti di babak keempat.
Dan mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada khilaf crew panitia dalam perjalanan lomba selama tiga hari. Sampai jumpa digelaran LJB’20 tahun depan.
SUKSES DI GALATAMA
Meski tidak mampu penyelesaikan jalannya lomba utama minggu akibat angin balik kencang, membuat panitia lomba harus menghentikan jalannya akhir babak keempat. Sebaliknya, di dua hari lomba Galatama panitia mendulang sukses.
Di Galatam 500 meter tergelar 16 seri, sudah termasuk seri junior ring 2019. Di seri bergengsi yakni Perang Bintang (PB) panitia menggelar PB Senior dan junior. Di PB senior disabet oleh Gandiwa ring Kalisari milik H Azis Pasuruan, setelah di final mengkandaskan Orca milik Jojo Srono Banyuwangi ring HSS.
Sedangkan di PB Junior di sabet oleh pembalap satu team yakni SB Team Banyuwangi yakni Mulca Junior dan Shunio.
Di Galatama 800meter, panitia juga mendulang sukses dengan 15 seri. Di Seri PB senior terisi 14 pembalap. Kali ini Black Mamba, pembalap milik H Husen Surabaya cukup alot untuk ditumbangkan. Di partai final, Baret Merah milik H Darwis Sampang puas di runner, setelah kalah tembak sepekian detik dari Black Mamba.
Sedangkan di Junior PB disabet oleh Juwita milik Bentar Team Banyuwangi setelah mengalahkan Shunio milik Wing Ling Banyuwangi.