Setelah libur satu buangan, gelaran lomba antar daerah di Jatim yang sering sebut Liga Jatim Bersatu dikeber kembali diputar. Dengan titel yang sama “Liga Jatim Bersatu (LJB) 2020” Sesi I Putaran 1 digelar di trek istimewa yakni Lanud Raci Pasuruan. Lapangan istimewa mania andhokan Jawa Timur ini di utama minggu diikuti 200 peserta dan 47 seri di Galatama 800 meter dan 500 meter.
Menurut Budi SG, ketua Penglok PPMBSI Pasuruan, sebenarnya menggelar tanggal 17-19 Januari 2020 sangat riskan. Curah hujan di awal tahun cukup tinggi sehingga panitia tak mentargetkan muluk-muluk, terpenting lomba sukses.

“Namun Allah SWT memberikan jalan yang terbaik. Selama tiga hari cuaca terang benderang (seperti cerahnya semua hati mania Pasuruan), sehingga terwujud kesuksesan lomba,” tandas komandan SG Team Bangil Pasuruan ini.
Lomba yang dimulai di Galatama 500 meter, seri bergengsi diserbu oleh mania. Kades Eko Kraksan misalnya, pemilik Bon Jovi, pembalap peraih juara pertama di Anniversary Sidoarjo beberapa tahun silam langsung mendaftarkan satu pembalapnya yang tak lain cucu dari Bon Jovi yang diberi nama Colektor.

Dengan kualitas terbang luar biasa, Colektor masuk final bersama Scupy milik Alfen, karena satu daerah maka kedua pemilik tidak menerbangkan pembalap dan diputus juara bersama.
“Masih ada hari esok dan penuh tantangan. Colektor di final tidak kita terbangkan,” ucap joki low profil ketika naik ban bekas.
Sedangkan di Senior PB, Kali ini Btg Alfaro, joki Yusuf milik Top Song Klaten mengalahkan Superman milik Event Back BMC Team Sedati Sidoarjo. Duel dua pembalap ini membuktikan pembalap kelas di Jatim mulai dipertontonkan.
“Masih kurang tenaga, ini baru berapa buangan langsung kita turunkan di lomba LJB’20. Intinya, kita sudah tahu kualitas terbang dan tembak Superman,“ tegas Alvin Bos BMC Team kepada beritamerpati.com.

Sementara itu di Galatama 800 meter, seri bergengsi juga tak kalah serunya. Kini Colektor kembali hadir dengan mendaftar di Senior tak lagi di junior. Di PB senior, kembali cucu Bon Jovi ini masuk di final berhadapan dengan Lorenso yang tak lain milik Fir Pandaan. Karena beda daerah, partai final diterbangkan.
Colektor yang memiliki sprint dan tembak keras ditangan joki, hasil akhir menjadi sang juara, mengalahkan Lorenso seperkian detik, let langsung memutus Colektor sebagai juara. Sedangkan di Junior kali ini Btg Batu Mulya milik H Basyid Pasuruan, mampu mengkandaskan Genio milik Top Song Klaten.
Dua pembalap yang sama-sama dari Pamekasan ini bertemu di final. Kalau Genio sudah pindah tangan dari Sinar Baru (SB) Pamekasan ke Top Song Klaten. Sedangkan Btg Batu Mulya di lomba kali ini pindah alamat Pasuruan.

Sementara di utama minggu merupakan kunci kesuksesan lomba, kembali panitia mendulang sukses, meski dengan 200 peserta sudah termasuk daftar ulang. Dengan cuaca terang benderang dan arah angin istimewa lomba pun berjalan lancar. Babak pertama di mulai pukul 12.30 wib.
Meski disetiap babak ada beberapa peserta protes akan hasil putusan juri, namun banyak pemrotes kalah dimeja protes. Dengan kata lain, keputusan juri dilapangan betul. Ini juga diperlihatkan di partai semi final dimana Saat itu Jhony Hunter Vs Lucifer.
Juri memutus drow, karena sudah partai semi final harus terbang kembali. Namun, joki Jhony Hunter yakni Yusuf tak terima dan melakukan protes. Karena sudah semifinal, maka uang protes lima kali lipat yakni Rp 750 ribu.
Setelah diputar secara perlahan-lahan, maka hakim juri Suri pun memutus drow dan kedua pembalap tetap terbang balik. Uang protes hilang, Karena putusan hakim juri tetap seperti putusan juri dilapangan.
“Luar biasa putusan kedua-nya (juri dan Hakim Juri), salut buat panitia LJB’20 Pasuruan. Permainan fair play seperti inilah yang harus kita junjung tinggi, begitu juga peralatan camera video rekam, kualitas gambar jelas, sehingga pemrotes dan yang diprotes tahu betul sejauh mana pembalap sampai ke tangan joki,” tandas Yusuf , dengan menuju ke tempat keberan.
Menginjak babak ketujuh, dimana tinggal 5 pembalap. Kali ini pembalap jawara mulai berjatuhan. Sebut saja Colektor di hari sebelumnya mampu meraih juara di Seri PB, kali ini harus duduk manis mengakui sprint dan tembak Brahma Klaten.
Al hasil, Colektor harus tebang kembai berebut juara keempat dengan Pancali Banyuwangi setelah dikalahkan oleh Jhony Hunter Klaten.
Di partai semifinal, lagi-lagi hoki tertuju pada Brahma milik Top Song., setelah dilempar, Brahma mendapat bye dan Lucifer Vs Jhony Hunter. Setelah diterbangkan, Joki Jhony Hunter tak terima keputusan juri yang memutus drow dan terbang balik. Setelah dilakukan pemutaran ulang lewat video rekam, hakim juri memutus tetap drow dan kedua pembalap terbang balik.
Setelah dilakukan terbang balik, kini Lucifer dengan terbang kencang dan tembak keras ditangan joki, menanglah Lucifer. Di final Lucifer bertemu dengan Brahma, yang tak lain masih satu team dengan Jhony Hunter.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Lucifer, pembalap peringkat pertama di LJB’19 Sesi II ini kembali masuk di final dan harus berusaha maksimal guna mendapatkan julukan sang jawara. Namun, impian Lucifer pun pupus, karena kondisi fisik yang lelah harus dipaksa terbang dua kali di semi final dengan Jhony Hunter, sehingga ketika bertemu Brahma, Lucifer pun kalah telak.
Dengan ini, maka di LJB’20 putaran pertama sang juara disabet oleh Brahma jokiYusuf, milik Top Song Klaten. Selamat ya… Brahma layak mendapat bintang.