Setelah pemerintah pusat menetapkan masa Pandemi Covid-19 dengan hidup “New Normal” mulai bulan Juni 2020, setiap kabupaten yang ada di Jawa Timur penerapannya tidak sama. Ada yang melonggarkan kegiatan yang ada di masyarakat, ada juga sebaliknya. Tergantung kondisi daerah tersebut apa termasuk zona merah, kuning atau hijau.
Lain halnya di daerah Probolinggo, mania andhokan sudah diperbolehkan melakukan kegiatan melatih merpati, bahkan menggelar lomba lokalan yang diikuti oleh mania daerah setempat. Disinilah, mania andhokan Probolinggo membuka lomba jagungan (lokal), meski dengan hadiah tak kurang dari Rp 5 juta.
Tanggal 19-21 Juni 2020 lalu di trek balap Sekarkare Probolinggo, digelar lomba lokal. Berbagai mania yang ada di Probolinggo tumplek blek. Persaingan ketat antar pembalap pun tak terelakkan. Namun, bagi Sahara Team Probolinggo, bersaing ketat sangatlah diharapkan.
Apalagi pembalap yang dimiliki banyak pembalap usia muda (ring th 2020). Saat itu juga, dibuka seri pembalap junior ring tahun 2020. Mulai Seri A dan selanjutnya.
Di Seri A Junior, kali ini pembalap milik Sahara Team sangat mendominasi. Ini terbutki selama dua hari berturut-turut (Jum’at & Sabtu), juara pertama dan kedua disabetnya lewat pembalap yang bernama Dorce (ring Sahara-018) dan F-16 (ring Sahara-016).
Dua piyikan ini merupakan pembalap yang usianya belum genap satu tahun. Melihat dari terbang dan tembak saat latihan, saya merasa yakin bahwa nantinya ketika turun di lomba, bakal mampu menjadi juara.
“Akhirnya ini terbukti di lomba lokal kali ini, Dorce dan F-16 mampu menyabet bersih juara pertama dan kedua Seri A Junior selama dua hari,” tegas H Yusuf kepada beritamerpati.com via telpon.
Dorce sendiri, sambung H Yusuf, merupakan hasil ternakan sendiri dari indukan jantan P-17 dengan betina anak dari silangan P-18 Vs Sahara-04. Style terbang lurus dan ketika mendekati sekitar 100 meter dari joki, melakukan sprint cepat dan tembak keras, serta tepat ditangan joki.
Begitu juga dengan F-16, juga merupakan anak dari jantan silangan P-17 Vs Indosiar-23 dengan betina Armada. Style terbang F-16 ini juga tak kalah beda dengan Dorce. Sebab, kedua pembalap ini trah darahnya tak terlalu jauh.
Sementara itu, di lomba Utama Minggu, pembalap Sahara Team, juga tak kalah dengan lawan-lawannya. Di lomba ini diikuti 136 peserta. Proklamator (ring Sahara-045) mampu menempati 8 besar. Lomba harus dihentikan sisa 8 pembalap, karena larut malam.
Meksi pembalap yang usianya belum genap satu tahun ini, mampu menyuguhkan kemampuan ternbang dan tembak luar biasa. Sayangnya, Dewi Fortuna tidak memihak kepada Proklamator sebagai sang jawara, karena harus berhenti di 8 besar.
“Melihat dari usinya belum genap setahun, masuk 8 besar utama minggu sudah bagus, sebab lawan yang menghadang merupakan pembalap yang usianya lebih tua dari pada Proklamator,” tandas sesepuh mania andhokan di Probolinggo ini.
Dengan masuknya Proklamtor di 8 besar utama minggu, Dorce dan F-16 juga berturut-turut meraih juara pertama dan kedua selama dua hari di Seri A Junior, membuat pembalap Sahara Team mulai menampakkan kualitasnya.
Apalagi, ketiga pembalap ini merupakan pembalap made in sendiri, bukan beli dari peternak lainnya. Juga bapak dan ibunya merupakan pembalap lama yang memiliki trah darah kuat, serta sarat prestasi. .
Diakhir perbincangan dengan beritamerpati.com, H Yusuf pun berharap, piyikan ring tahun 2020 ini mampu berlaga di lomba tahun 2020, meski sangat disayangkan lomba nasional tidak ada, karena adanya Pandemi Covid-19. Tinggal menunggu gelaran Liga Jatim Bersatu (LJB).
Di lomba inilah pembalap Sahara Team akan dipertaruhkan kualitas terbang dan tembaknya, guna menuju meraih juara, baik di lomba seri-seri Junior atau di utama minggu.