Terjun di dunia merpati balap selalu berharap, pembalap yang dimiliki menjadi pembalap jawara nasional. Apalagi menjadi the best peringkat nasional. Semua itu merupakan impian pada setiap tim. Hal seperti ini yang diharapkan oleh Paulus, bos Top Song Team asal Klaten ketika turun di trek balap nasional 12 tahun silam.
Kalau di hobi Kicaun, jangan ditanya. Apalagi membuat pakan burung Kicauan unggulan, sudah menjadi santapan sehari hari. Namun, mencetak pembalap jawara di trek balap bukan main sulitnya. Sudah sekitar Rp 1 Miliar lebih melayang, namun pembalap unggulan tak muncul juga. Sampai-sampai pembalap trah darah mana saja dibeli. Ada kabar, bahwa ada pembalap jawara di blok barat. Setelah dikunjungi, ternyata cocok, langsung ditawar. Setelah cocok harga, langsung dibeli.
Ini tidak satu atau dua merpati saja. Sudah lebih dari selusin pembalap trah darah jawara dibelinya. Sampai-sampai kandang yang ada di Klaten (saat ini ada juga yang di Bandung) penuh sesak dan banyak sekali anakan trah darah jawara. Namun, lagi-lagi pembalap jawara di trek balap yang dambakan tak kunjung muncul. Sampai-sampai sebelum munculnya Juliet, bos pakan Top Song ini sempat bakal tutup (berhenti) di hobi merpati balap.
“Saat itu, bos Top Song Team sempat mau tutup. Sebab, pembalap yang dimiliki tidak ada yang berprestasi. Jiak prestasi, itu pun tidak maksimal. Akhirnya, terasa jenuh, tutup saja-lah,” tutur salah satu mania blok tengah yang saat itu sempat mendengar, Paulus bakal sudahan.
Apalagi, setelah memborong pembalap Kelana Team Bandung bersama Bhisma Boy Team Solo, bebera prestasi pun jarang diraihnya. Ternak jalan terus. Juga, beli betina dari farm-farm ternama masih dilakukan. Tapi, hasilnya tetap belum ada yang terbaik.
Pada akhir tahun 2011, mendengar kabar ada betina anakan silangan Jaguar Vs Ibu Galaxi (ring PPMBSI Coklat) dijual, Paulus pun ke Bandung. Karena yang membawa betina ini saudara Opik, mantan joki Jaguar Team Jakarta.
“Seteleh dilihat, kok cocok, maka betina pun di belinya. Untuk harga nggak perlu sebutkan,” tandas Jamal.
Setelah sampai di Klaten, sambung Jamal, betina ini pun tidak langsung di jodohkan. Lihat sana lihat sini, kok ada filing cocok disilangkan ke jantan Dewa Rama. Dewa Rama sendiri beli dari Tjen Thai akhir tahun 2011 juga, yang tak lain anakan dari Dewa Kelana Vs betina adik Sri Rama.
Melihat trahnya kok bagus, maka dewa Rama disilangkan dengan betina beli dari Opik (Jaguar Vs Ibu Galaxi). Melihat hasilnya cukup bagus, maka silangan kedua indukan ini diambil sampai lima teluran. Teluran pertama menetas dengan hasil betina betina.
Salah satu betinanya dibeli oleh mania Jawa Timur. Kedua, Jantan (Dewa Ruci) dan betina (ada dikandang). Ketiga, jantan dan Betina (semua ada dikandang), keempat haya muncul satu jantan yang sekarang diberi nama Juliet, kelima betina-betina, dibeli oleh mania Jakarta.
Dari kelima teluran itu, muncul pembalap jawara dan saat ini menjadi the best nasional yakni pada teluran ke empat hanya keluar jantan yang diberi nama Juliet. “Dengan kata lain Juliet merupkan anakan ke-4.” tegas Jamal, yang baru bergabung di Top Song Team awal bulan Juli 2010.
Pembalap kelahiran Maret 2012 ini awal mulanya tidak disangka bakal menjadi pembalap the best nasional. Setelah dilatih dan coba diturunkan di lomba Liga Lakoni, pembalap ring Top Song -052 prestasinya cukup bagus. Apalagi saat penutupan di Bandung, Juliet pun meraih juara pertama lomba utama.
Dari sini, ada rasa yakin, bahwa Juliet bakal menjadi pembalap kuat di lomba nasional 2013. Selain itu, staminanya cukup stabil. Bulunya juga tidak rontok. Sehingga, lomba putaran Nasional 2013 mampu diikutinya dengan baik, serta meraih juara pertama di lomba Nasional Jakarta. Disini Juliet mampu meraih point penuh yakni 160 poin.
Disusul dengan kemenangan lainnya, sehingga dengan demikian, total point yang didapat oleh Juliet 350. Point tertinggi dibanding dengan rekan-rekan lainnya. Selain dinobatkan sebagai pembalap terkuat tahun 2013, Juliet juga mendapatkan hadiah tabanas point senilai Rp 18.900.000,- (delapan belas juta sembilan ratus ribu rupiah).